teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Selasa, 23 Agustus 2022

BIMAS HINDU BERIKAN PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DI KONAWE

Kendari, (Inmas Sultra) --- Mewakili Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Hindu Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Penyuluh Muda Kota Kendari, Pande Kadek Juliana membuka kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pengurus Lembaga Keagamaan Hindu Tingkat Kabupaten Konawe, Minggu, 21 Agustus 2022. Kegiatan yang dilaksanakan sehari/fullday ini bertempat di Sekretariat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Konawe, yang beralamat di Blok C, Kelurahan Tongauna, Kab. Konawe.

80 orang peserta yang berasal dari pengurus PHDI dan Adat Bali dari tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten Konawe diberikan penguatan moderasi beragama dalam kegiatan ini. Mengawali pembukaan kegiatan dilaksanakan pelantikan pengurus PHDI Kecamatan se-Konawe, serta Pengukuhan pengurus Lembaga Pengembangan Dharmagita (LPDG) Kecamatan se-Kab. Konawe.

Ketua Panitia, K. Darma Parsua menyampaikan bahwa terlaksananya kegiatan ini merupakan program pengarusutamaan moderasi beragama dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu melalui bantuan Tematik Moderasi Beragama Tahun Anggran 2022 sebesar Rp50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah).

Ketua PHDI Kabupaten Konawe, I Ketut Suciko, menyampaikan ucapan terima kasih yang terdalam untuk Ditjen Bimas Hindu Kemenag R.I., Pembimas Hindu, dan Penyelenggara Hindu kabupaten Konawe atas bantuan dan perpanjangan tangannya membantu PHDI Konawe bisa difasilitasi Bantuan ini.

“Banyak program kami yang belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan keterbatasan operasional. Demikian juga dengan bangunan sekretariat PHDI Konawe yang kita gunakan saat ini, belum bisa maksimal dipergunakan karena masih terkendala gedung, sarana prasarana dan yang sangat penting adalah proses pensertifikatan lahan. Tentu kami akan segera berbenah, dan tak kunjung henti memohon bantuan ke Ditjen Bimas Hindu untuk meringankan beban umat kami,” imbuh Suciko dalam sambutannya.

I Nyoman Sudiana, Ketua PHDI Sultra, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama dan Bimas Hindu karena cukup banyak menggelontorkan bantuan di tahun 2022 ini Ke Sulawesi Tenggara, salah satunya Bnatuan Tematik Moderasi Beragama ini. Dia pun menyinggung hubungan baik antara Bimas dan PHDI sebagai majelis umat agar selalu dijaga dan diperkuat.

“Di tahun ini, tidak hanya PHDI Provinsi yang mendapatkan bantuan tematik Penguatan Moderasi Beragama ini, ternyata PHDI Konawe juga dapat. Banyak sekali lembaga kita yang mendapatkan setuhan dari Ditjen Bimas Hindu dan Pembimas di Provinsi. Tentu kemesraan antara Bimas dan PHDI serta Lembaga Keagamaan Hindu ini perlu dirawat dan dijaga dengan baik. Jangan ribut-ribut, malu dengan umat. Kita sebagai pembina dan pembimbing umat harus menjadi contoh baik. Agar SDM umat Hindu kita tumbuh sebagai generasi saleh, cerdas, unggul, berakhlak, berbudi pekerti yang baik,” tegasnya.

Mewakili Pembimas Hindu, Pande Kadek Juliana menyampaikan peta jalan moderasi beragama Kemenag serta pentingnya pemahaman moderasi beragama bagi semua umat di era disrupsi digital.

“Moderasi Beragama adalah sikap jalan tengah. Tidak esktrim kanan dan esktrim kiri. Adil dan berimbang. Moderasi beragama bukanlah ruang kontestasi kebenaran. Bukan saling menegasi tetapi saling merangkul, mengedepankan proses dialog dan berpijak pada Pancasila,” tuturnya.

“Sikap ektrim dalam beragama bisa saja dilakukan oleh semua penganut agama. Tidak hanya di satu agama saja. Di Umat Hindu pun bisa ada penganut yang ekstrim. Ini adalah era disrupsi terhadap tantangan keagamaan. Apalagi era revolusi industri 4.0. ini, era serba digital. Orang belajar agama dengan mudah melalui Youtube, atau bahkan laman-laman blog, sosial media yang tidak bisa dikontrol isi benar atau salahnya,” cetusnya.

“Bapak Ibu, perlu saya sampaikan, sebuah fenomena menarik di era sekarang. Hasil survei nasional PPIM UIN Jakarta di tahun 2017 menunjukkan bahwa internet berpengaruh besar terhadap meningkatnya intoleransi pada generasi milenial atau generasi Z. Bahwa siswa dan mahasiswa yang tidak memiliki akses internet lebih memiliki sikap moderat dibandingkan mereka yang memiliki akses internet. Orang menjadi intoleran terkait beragama karena mengakses internet, konten-konten yang keliru. Masalahnya, di era digital sekarang mahasiswa dan siswa dengan akses internet lebih banyak dari pada yang tidak. Anak-anak kita dari kecil sudah pegang gatget Bapak/Ibu. Ini tantangannya,” tegasnya.

Juliana pun menyambut baik tujuan mulia dari dilaksankan kegiatan Penguatan Moderasi Beragama di Konawe ini, dengan peserta merupakan pengurus PHDI dan Adat se Kabupaten Konawe, dengan tema “Melalui Kepemimpinan Hindu Kita Perkuat Moderasi Beragama,” nantinya dengan diberikannya pemahaman dan penguatan moderasi beragama pada setiap pengurus dari tingkat Desa dan Kecamatan bisa menularkan pemahaman Moderasi Beragama ini di masyarakat kecil yang dibinanya.

Hadir juga dalam pembukaan Plt. Penyelenggara Bimas Hindu Kabupaten Konawe, Putu Mediati, Analis Data dan Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bimas Hindu Kanwil Kemenag Sultra, Ayu Made Dwiyanti, Ketua PC KMHDI Konawe, DPK Peradah Konawe, Ketua WHDI Kabupaten Konawe. (PKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...