teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Sabtu, 28 Mei 2022

PHDI Sultra laksanakan Diksa Pariksa Bhawati I Made Arya Maharyadi


Kendari, (Humas Sultra) - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu, 28 Mei 2022 bertempat di Wantilan Pura Penataran Agung Jagadhita Kendari menyelenggarakan kegiatan Diksa Pariksa Ida Bhawati I Made Arya Maharyadi dan Ida Bhawati Istri Niluh Putu Sukasih.

Ida Bhawati adalah anak dari Ida Pandita Mpu Nabe Sidhi Prateka, Griya Taman Sari Kahuripan, Desa Jati Bali, Kec. Ranomeeto Barat, Kab. Konawe Selatan.

Diksa Pariksa kali ini dipimpin langsung oleh Dharma Upapati PHDI Sultra, Ida Pandita Agnijaya Ssys bersama Tim Sabha Pandita, Sabha Walaka, dan Pengurus Harian PHDI Sultra.

I Nyoman Sudiana, Ketua Pengurus Harian PHDI Sultra, menyambut baik maksud dan niat baik Ida Bhawati ini, karena sejalan dengan grand design PHDI Sultra. "Semakin banyak ada Sulinggih, tentunya semakin baik kualitas beragama Umat Hindu kita", tandasnya.

I Komang Sukeyasa Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Sultra, yang dalam kesempatan ini juga diundang dan menjadi salah satu anggota Tim Diksa Pariksa, menyampaikan dukungan kepada Ida Bhawati, dalam proses Diksa beliau nantinya di Bali.

"Saya sangat mendukung maksud Ida Bhawati ini, semoga niat baik seperti ini juga akan diikuti oleh umat kita di tempat lain di Sultra. Nanti selain Ida menjadi Sulinggih muput Yadnya, diharapkan juga bisa melanjutkan estavet pembinaan umat melalui Dharma Wacana. Memberikan pembinaan dan pemahaman kepada umat agar semakin moderat dalam keberagaman. Tidak saling menyalahkan, dan menggunakan jalan tengah dalam penyelesaian permasalahan perbedaan pendapat tentang upakara Yadnya," tegasnya.

"Kami di Kementerian Agama tahun ini sedang menguatkan program moderasi beragama, menuju tahun toleransi 2022. Moderasi beragama ini adalah jalan tengah, yang tidak ekstrim kanan, dan ekstrim kiri. Harapan kami, dengan semakin banyak pendeta Hindu yang moderat, maka semakin baik kualitas umat kita, karena semakin banyak penebar dharma di masyarakat, umat semakin sejahtera dan Santih menuju Moksartham Jagadhita ya ca iti dharma," imbuhnya.

Ketua Sabha Walaka PHDI Sultra, Nengah Negara menyampaikan bahwa sebagai Sulinggih hendaknya nanti mengikuti sesana dengan baik. Mengingat jaman digital seperti saat ini, diperlukan banyak Sulinggih yang nantinya bisa memberikan pelayanan, baik sebagai pemuput upacara maupun membina mental spiritual umat Hindu.

Diksa Pariksa merupakan salah satu tahapan dalam Karya Rsi Yadnya Pediksan, sebelum seseorang diinisiasi menjadi seorang Sulinggih, Pendeta Hindu. Di mana dalam tahapan ini diajukan sejumlah pertanyaan oleh Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) kepada calon Diksa terkait komitmen serta kesiapan calon Diksa baik kesiapan mental maupun spiritual.

Selain dihadiri jajaran PHDI Sultra, Pengurus Harian, Sabha Pandita, dan Sabha Walaka, Klian Banjar Suka Duka Sindhu Mertha Kendari dan Pembimas Hindu Sultra. Diksa Pariksa kali ini juga dihadiri oleh Salah Satu anggota Sabha Pandita PHDI Pusat perwakilan Sultra, Ida Pandita Mpu Nabe Sri Rastra Prabu Dharmika, Penyuluh Agama Hindu Ahli Muda Kota Kendari, Pande Kadek Juliana, dan Penyuluh Konawe Selatan, Hariono, Pasemetonan Pasek, dan Pasemetonan Merajan Ageng Ida Bhawati. (PKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...