Pendahuluan
Eksistensi perguruan tinggi agama Hindu dalam wujud Sekolah Tinggi Agama Hindu masih menjadi sebuah kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara, yang di jamin oleh undang-undang dengan peran serta dan keterlibatan masyarakat utamanya yang ada di luar Bali. Menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mengisi kebutuhan pendidikan Tinggi Agama Hindu. Terlebih di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak umat Hindu berdasarkan data Bimas Hindu Sultra, berjumlah kurang lebih 52.000-an jiwa, yang tersebar di 13 Kab./Kota dari 17 Kab./Kota yang ada di Sulawesi Tenggara yang berada di 60 Kecamatan, dan mendiami 120 Desa dan Kelurahan. Sebuah potensi umat yang sangat besar, untuk mewujudkan kemandirian dan kemartabatan Hindu di Sulawesi Tenggara bila dapat dikelola dengan baik.
Keberadaan umat Hindu telah mendiami
Sulawesi Tenggara, sejak tahun 1968, melalui program transmigrasi, yang pertama
kali dilaksanakan berlokasi di Desa Jati Bali, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kab.
Konawe Selatan, yang jika di hitung sampai saat ini warga transmigrasi pertama telah
mendiami Sulawesi Tenggara sudah 40 an tahun lebih, dan telah melahirkan
generasi baru. Berbicara tentang keberadan Pendidikan Tinggi Agama Hindu selama
ini belum tersedia di Sulawesi Tenggara, adanya hanya di luar daerah, baik itu
di Bali, NTB, Jakarta, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah dan daerah lainnya . Berdasarkan
data yang ada di Parisada Provinsi Sulawesi Tengara, dan Bimas Hindu Sultra setiap
tahunnya generasi muda ada 10-15 orang meminta rekomendasi lembaga untuk melanjutkan
kuliah di perguruan tinggi agama Hindu di luar Sulawesi Tenggara.
Kehadiran pendidikan tinggi agama Hindu,
khususnya di Sulawesi Tenggara, sejak tahun 2017, yang bernama Sekolah Tinggi Agama
Hindu (STAH) Bhatara Guru Kendari adalah sebuah strategi dan solusi untuk
mengatasi berbagai persoalan pendidikan keagamaan Hindu yang dialami oleh umat
Hindu di Sulawesi Tenggara. Salah satunya satunya adalah besarnya keinginan para
tokoh umat dan umat serta generasi muda Hindu untuk mendalami ajaran agama
Hindu, yang selama ini hanya ada di luar Sulawesi Tenggara, juga mengatasi
persoalan generasi muda yang tidak diterima di perguruan Tinggi Negeri yang ada
di Sulawesi Tenggara, disamping menyelamatkan generasi muda Hindu Sulawesi
Tenggara, yang tidak memiliki biaya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi,
karena di STAH Bhatara Guru Kendari disediakan beasiswa baik yang berprestasi
maupun kurang mampu, dan juga beasiswa yang diberikan oleh per orangan. Hadirnya
STAH Bhatara Guru Kendari sebagai perguruan Tinggi Agama Hindu Swasta yang
baru, menambah dan melengkapi kehadiran Perguruan Tinggi Agama Hindu di
Indonesia, yang sekarang telah berjumlah 11 Perguruan Tinggi, dengan rincian (4)
tiga berstatus negeri dan tujuh (7) berstatus Swasta.
Eksistensi
STAH Bhatara Guru Kendari
Gedung STAH Bhatara Guru Kendari |
Pada masa kepengurusan PHDI Sultra, masa
bhakti 2016-2021, yang di ketuai oleh Dr. Eng I Nyoman Sudiana, M.Si, sebagai
realisasi program kerja hasil lokasbha V tahun 2016, berkeinginan untuk
mewujudkan tersebut, dan awalnya melalui diskusi, yang
panjang dan pembahasan yang alot di intern pengurus dan juga para
tokoh, dengan mempertimbangan berbagai aspek jangka pendek dan
jangka panjangnya. Akhirnya dengan kesepakatan bahwa pendirian STAH tidak hanya mencetak calon guru agama dan penyuluh agama yang nantinya tidak hanya
menunggu antrean menjadi pegawai negeri sipil yang penerimaannya jumlahnya
sangat terbatas akan tetapi lebih mengarah pada peningkatan sumber daya
manusia Hindu di Sulawesi Tenggara, sekaligus membantu generasi
muda Hindu di Sultra, yang tidak punya kesempatan untuk menikmati pendidikan
tinggi karena terbentur biaya yang cukup mahal.
Setelah mendapat restu dari Dirjen Bimas Hindu, Prof. Drs. Ketut Widnya, MA.,M.Pil.,P.hD, yang saat itu berkunjung ke Kendari kegiatan Dharma
Santi Nyepi, Tahun Baru Saka 1938, dan pandangan dari Direktur Pendidikan Agama
Hindu, Drs. Ida Bagus Gede Subawa, M.Si, yang hadir saat pembinaan guru-guru
Agama Hindu
di Kendari. Dengan adanya restu dan kesepakatan tersebut maka
mulailah dibentuk yayasan untuk menaunginya yang diberi nama Yayasan Ganapati Jaya Kendari dengan pembina pengurus PHDI Sultra yang berjumlah 5 orang, diantaranya (Dr. Eng. I Nyoman Sudiana, I Wayan
Sudiarta, SE.,M.Fil.H, Ketut Suwirta, SE, Kapten (CHB) Made Armika, Drs. I
Nengah Negara, M.Hum.,M.Fil.H) dan dan ditunjuk
sebagai ketua umum Yayasan adalah I Nengah Setiawan, S.Pd, dan nama Ketua STAH
juga dari awal sudah disepakati I Nengah Suliarta, SE.,M.Fil.H. Nama Bhatara Guru sendiri adalah salah satu dari sekian
banyak nama usulan yang dibawa dalam rapat pengurus,
yang diambil sebagai identitas Sulawesi Tenggara, yaitu nama seorang raja Hindu pertama di Kerajaan Buton, Sulawesi Tenggara.
Setelah yayasan terbentuk sambil mempersiapkan dan menata lokasi kampus
yang di pilih,
yang terletak di samping Pura Penataran Agung Jagadhita
Kendari, yang tanahnya atas nama Parisada Hindu
Dharma
Indonesia Sulawesi
Tenggara, beralamat di jalan mekar baru, kelurahan kadia, kecamatan kadia, Kota Kendari,
selanjutnya pengurus yayasan ganapati jaya kendari membuat proposal untuk usulan pendirian Sekolah Tinggi
Agama
Hindu Bhatara Guru Kendari. Dengan kerja keras dan cepat
usulan pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru rampung dan di kirim ke Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama. Selanjutnya pada tanggal 14 Agustus 2017 tim visitasi
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementrian Agama Republik Indonesia yang
terdiri dari: (1) Made Santika, S.Sos.,Msi selaku Kasubdit PT Ditjen Bimas Hindu
Kementrian Agama dan Indro Satmoko, S.Ag.,M.Si, selaku kasi
pengembangan Akademik dan Akreditasi, melakukan visitasi lapangan ke Kendari untuk melihat dan memastikan secara
langsung rencana dan kesiapan pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru Kendari. Bertempat di wantilan Pura Penataran Agung Jagadhita Kendari, Sulawesi Tenggara, Tim bertemu
langsung dengan tokoh umat Hindu yang terdiri dari: (1) Pembimas Hindu Kanwil
Kementrian Agama Prov. Sultra, Ngakan Made Sudiana, S.Pd.,M.M, (2) Ketua dan Pengurus PHDI Sultra Periode 2016-2021, Prof. Dr.
Eng. I Nyoman Sudiana, M.Si, dkk (3) Pembina Yayasan dan pengurus
Yayasan Ganapati Jaya Kendari periode 2016-2021, I Nengah Setiawan, dkk (4) Ketua WHDI Provinsi Sulawesi Tenggara, Prof. Dr.
Ir. Gusi Ayu Kade Sutariati, M.Si dan tokoh umat lainnya. Saat itu juga
Tim, meminta penjelasan terkait usulan proposal yang telah dikirim dan
memberikan pandangan-pandangan terkait pendirian dan keberlangsungan Sekolah Tinggi Agama Hindu Bhatara Guru
Kendari. Proposal usulan selanjutnya dijelaskan Kadek Yogiarta selaku Sekretaris PHDI
Sultra, yang juga selaku sekretaris umum Yayasan Ganapati Jaya Kendari,
yang memang mengerjakan administrasi dari usulan pendirian STAH Bhatara Guru
Kendari, yang
didasarkan atas pertimbangan dari berbagai komponen hasil rapat yang selama ini telah
disepakati.
Dari hasil visitasi itu, maka tanggal 14 September 2017, terbitlah
Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Nomor: 171 Tahun 2017 tentang
penetapan izin operasional pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru Kendari. Dengan terbitnya surat keputusan tersebut, berdasarkan hasil rapat
para
pengurus, dengan mempertimbangkan masukan dari Dirjen Bimas Hindu Kementrin
Agama RI Bapak Prof. Drs. I Ketut Widnya, MA.,M.Pil.,P.hD, disepakati untuk sekaligus membuka dua prodi, yaitu program studi Pendikan Agama
Hindu dan Penerangan Agama Hindu. Untuk hal tersebut, kembali fihak pengurus yayasan membuat proposal untuk usulan pembukaan dua
program studi di Sekolah Tinggi Agama Hindu Bhatara Guru Kendari. Dengan penuh semangat dan kerja keras, sampai larut malam sekretaris umum yayasan mengerjakan dan
melengkapi dokumen untuk usulan tersebut, dan akhirnya
rampung dan di tanda tangani oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru Kendari,
selanjutnya saat itu juga usulan di kirim ke Dirjen Bimas Hindu Kementrian
Agama RI.
Setelah usulan dikirim ke Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI, akhirnya
terbitlah Keputusan Dirjen Bimas Hindu No. 215 Tahun 2017, tanggal 6 Desember
2017 tentang izin Operasional Pembukaan Prodi Pendidikan Agama Hindu, dan
Keputusan Dirjen Bimas Hindu No. 221 Tahun 2017, tentang izin Operasional
Pembukaan Prodi Penerangan Agama Hindu, tertanggal 19 Desember 2017. Berdasarkan hal tersebut, resmilah STAH Bhatara Guru
Kendari beroperasional, yang
berlamat di Jalan Mekar Baru, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari dan menjadi milik umat Hindu di Sulawesi Tenggara dengan
harapan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Hindu, menuju Sulawesi
Tenggara yang santih dan jagadhita.
Wisuda I STAH Bhatara Guru Tahun 2024 |
Adapun struktur organisasi STAH Bhatara
Guru Kendari pada masa bhakti 2021-2024 yaitu Ketua, I Nengah Suliarta,
SE.,M.Fil.H, Waka I Bidang Akademik, Drs. I Nengah Negara, M.Hum.,M.Fil.H, Waka
II Bidang Adm Umum & Keuangan, I Wayan Sudiarta, SE.,M.Fil.H, Waka III
Bidang Kemahasiswaan, Dr. Ir. Made Guyasa, MP, Waka Bidang Humas dan Kerjasama,
Kadek Yogiarta, M.Pd, Ketua P3M, Prof. Dr. Eng. I Nyoman Sudiana, S.Pd.,M.Si, Kepala
Bagian Administrasi Umum, Ketut Suwirta, SE, Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Hindu, Dra. Ni Ketut Somanasih, M.Fil.H, Sekretaris, Ni Kadek Sepriani,
S.Pd.M.Pd, Ketua Prodi Komunikasi Agama Hindu Ni Ketut Suterji, SE.,M.Fil,
Sekretaris Prodi, Drh. Wayan Sura, M.Fil.H, staf umum I Made Agus Supriadi,
S.Pd
Harapan
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu,
ternyata STAH Bhatara Guru Kendari pada tahun 2024 ini telah genap berusia 8
(delapan) tahun, secara bertahap telah diupayakan oleh pengelola untuk pemenuhan
standar minimal perguruan tinggi sebagaimana diisyaratkan dalam regulasi pemerintah, pada tahun 2022 dua prodi, yaitu prodi pendidikan dan
penerangan Agama Hindu telah terakreditasi dan pada tahun 2024 juga dilakukan persiapan Akreditasi lembaga/institusi dan berharap hasilnya minimal baik
sebagaimana kondisi real yang ada di STAH Bhatara Guru Kendari. Harapan kedepan bahwa Kementrian Agama melalui Dirjen Bimas Hindu dapat senantiasa memberikan dukungan, demikian juga umat Hindu Sulawesi Tenggara sehinggaSTAH Bhatara Guru Kendari lembaga pendidikan yang selalu
menjadi pilihan generasi
muda Hindu di Sulawesi Tenggara untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan STAH
Bhatara Guru Kendari juga berharap suatu ketika menjadi perguruan Tinggi Agama
Hindu Negeri pertama di Indonesia bagian Timur. (Nang Bagia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar