teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Thursday, April 9, 2015

Ida Pedanda Putu Anom Kawi Sulinggih Ke-6 di Sultra

Pada tanggal 8 April 2015 bertempat di Desa Punggulahi, Kec. Mowila, Kabupaten Konawe Selatan telah lahir seorang Pedanda Anyar. Upacara Diksa/Dwijati telah dilaksanakan sehingga umat Hindu Sulawesi Tenggara kini memiliki 6 orang Sulinggih/Pendeta. 

Upacara Padiksaan Ida Bagus Alit Putra dan Ida Ayu Wija Wati yang diprakarsai oleh PHDI Kabupaten Konawe Selatan dan PHDI Kecamatan Mowila ini berjalan dengan lancar. Sekarang setelah didiksa Ida Bagus Alit Putra bergelar Ida Pedanda Putu Anom Kawi dan Ida Ayu Wija Wati bergelar Ida Pedanda Istri Rai Kanaka. Dengan peningkatan status ini, Rumah beliau pun sekarang disebut dengan nama Griya, yaitu Griya Pamaron Anom Manuaba.

Berdasakan sambutan Ketua PHDI Provinsi, Sampai saat ini di Sulawesi Tenggara telah memiliki 6 pasang Sulinggih/Pandita, diharapkan ke depan semakin banyak umat yang melakukan peningkatan spiritualitas dengan melaksanakan pediksaan sehingga Grand Design Hindu Provinsi Sulawesi Tenggara yang mencanangkan 40 orang Sulinggih segera terwujud.

Pembimas Hindu, Ngakan Made Sudiana menyambut baik adanya umat Hindu di Sulawesi Tenggara yang melaksanakan upacara Diksa/Dwijati. Karena memang kewajiban setiap umat Hindu untuk meningkatkan khualitas kerohaniannya. Disebutkan dalam sumber sastra Hindu bahwa semua orang terlahir sebagai sudra dan patut meningkatkan diri agar menjadi Brahmana. 

Sekda dan Undangan
Kepala Biro Kesra yang mewakili Gubernur Sultra, KH. Musiddin, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang luar biasa untuk umat Hindu di Sultra. Kemajuan Pembangunan di Sultra tidak bisa lepas dari campur tangan umat Hindu yang merupakan warga transmigrasi dari Bali. 

"Di bidang Agama, umat Hindu sangat memperhatikan kerukunan dan menjaga toleransi, dan hal ini wajib untuk kita pertahankan di Sultra," tega ketua MUI Sultra ini.

Hadir saat upacara padiksaan sebagai manusa saksi, Kepala Biro Kesra, Pembimas Hindu, Ngakan Made Sudiana, S.Pd.,MM., Camat Mowila, Ketua PHDI Prov. Sultra, Dr. I Ketut Puspa Adnyana, MTP., Ketua PHDI Kabupaten Konawe Selatan, I Wayan Cangker; Ketua PHDI Kecamatan Mowila, I Wayan Sumandra, PHDI Desa se Konsel, Kepala Desa, Adat dan tokoh agama lainnya. (n/Ft. PKJ)

prosesi diksa

No comments:

Post a Comment

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...