teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Selasa, 24 Maret 2015

LAKSANAKAN MELASTI, RIBUAN UMAT HINDU PENUHI PANTAI NAMBO

Kendari, (inmas sultra)__Menyambut Hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937 yang jatuh pada tanggal 21 Maret 2015, Umat Hindu di Sulawesi Tenggara telah memulai rangkaian upacara Nyepi dengan melaksanakan kegiatan Melasti/Makiyis, 18 Maret 2015 kemarin. Ribuan umat Hindu dari Konawe, Konsel, dan Kendari penuhi Pantai Nambo, Kendari. Karena banyaknya umat Hindu yang datang, sempat membuat macet jalan Poros Abeli-Nambo.
Melasti bersama ini dikoordinir Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sulawesi Tenggara.Upacara yang dimulai pukul 09.00 wita ini berjalan dengan hikmat diantar oleh Sulinggih, Ida Pandita Mpu Sidhi Prateka dari Gria Jati Bali, Konsel. Dalam Melasti ini juga dilaksanakan upacara Mapekelem ke tengah laut yang merupakan salah satu wujud syukur kehadapan Sang pemberi kehidupan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dr. I Ketut Puspa Adnyana, MTP. selaku ketua PHDI Provinsi Sulawesi Tenggara dalam sambutannya menyampaikan, "Kita sangat bersyukur, bisa kembali melaksanakan acara Melasti bersama di Pantai Nambo ini, setelah tahun lalu sempat tidak terlaksana. Semoga di tahun ke depan kita bisa tetap setiap tahun melaksanakan Melasti bersama ini".

Kadek Yogiarta, S.Pd.H, selaku humas PHDI Prov. Sulawesi Tenggara yang memberikan renungan Nyepi di pagi hari itu (18/3) menyampaikan bahwa tema Nyepi tahun ini adalah, "PENYUCIAN DIRI DAN ALAM SEMESTA MENUJU PENINGKATAN KWALITAS KERJA".

Melasti sendiri berasal dari kata Mala = kotoran/ leteh, dan Asti = membuang/memusnahkan, Melasti merupakan rangkaian upacara Nyepi yang bertujuan untuk membersihkan segala kotoran badan dan pikiran (buana alit), dan juga alat upacara (buana agung) serta memohon air suci kehidupan (tirta amertha) bagi kesejahteraan manusia. Pelaksanaan melasti ini biasanya dilakukan dengan membawa arca, pretima, barong yang merupakan simbolis untuk memuja manifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa diarak oleh umat menuju laut atau sumber air untuk memohon pembersihan dan tirta amertha. Seperti dinyatakan dalam Rg. Weda II. 35.3 “Apam napatam paritasthur apah” yang artinya “Air yang berasal dari mata air dan laut mempunyai kekuatan untuk menyucikan”. Selesai melasti Pretima, arca dan sesuhunan barong biasanya dilinggihkan di Bale Agung (Pura Desa) untuk memberkati umat dan pelaksanaan Tawur Kesanga.

Setelah Melasti, rangkaian perayaan Nyepi akan dilanjutkan dengan melaksanakan Tawur Kasanga pada Tilem Kasanga, tangal 20 Maret 2015, upacara tawur dilaksanakan di masing-masing wilayah dan disesuaikan dengan loka dresta masing-masing. Esok harinya umat Hindu merayakan Hari raya Nyepi dengan melaksanakan Amati Geni (Sipeng) berlangsung pada tanggal 21 Maret 2015 pukul 06.00 s.d. 22 Maret 2015 pukul 06.00 waktu setempat dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian. 

Dilanjutkan Ngembak Gni dilaksanakan tanggal 22 Maret 2015, Pada hari ini tapa brata yang kita laksanakan selama 24 Jam (Nyepi) bisa diakhiri dan kembali bisa beraktivitas seperti biasa, memulai hari yang baru untuk berkarya dan mencipta atau berkreativitas kembali sesuai swadharma/kewajiban masing-masing. Ngembak geni biasanya diisi dengan kegiatan mengunjungi kerabat dan saudara untuk mesima krama, bertegur sapa sambil mengucapkan selamat hari raya dan bermaaf-maafan. (PKJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...