teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Kamis, 09 September 2021

108 Orang Ikuti Matatah Massal di Desa Adat Amertasari Konawe

Matatah massal Adat Amertasari
Kendari, (Humas Sultra) - Rabu, 08 September 2021 Desa Adat Amertasari, Desa Ambuulanu, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara menyelenggarakan kegiatan matatah/mapandes massal dan pawintenan mangku dadya/kawitan massal. Kegiatan ini dilaksanakan di Madya Mandala Pura Desa Puseh Giri Nata, Desa Ambuulanu, dengan jumlah peserta matatah sebanyak 108 orang & Pemangku dadya 6 pasang, 12 orang lanang istri.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Adat Amertasari, I Ketut Deni Rantauan, S.Pd.H, yang juga ikut dalam acara pawintenan pemangku/pinandita menyampaikan bahwa kegiatan matatah massal dan pawintenan mangku dadya ini memang sudah lama diprogramkan dan momennya bersamaan dengan pawintenan mangku Prajapati.

"Kegiatan ini kami laksanakan dengan dana swadaya murni dari masing-masing Peserta matatah sebesar Rp300.000,- per orang, pamangku dadya Rp400.000,- per pasangan. Upacara dipuput oleh Ida Nabe Sri Rastra Prabu Dharmika, dari griya Jati Bali, Ranomeeto, Konawe Selatan," tutur Ketut Deni, yang juga sebagai Penyuluh Agama Hindu Non PNS Kabupaten Konawe .
Pawintenan Mangku dadya
Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Adat Amertasari, Nyoman Terima, S.P. dalam penyampaiannya saat kami temui di tengah-tengah acara.

"Rencana awal, karena akan melaksanakan pawintenan Pemangku Prajapati jadi kami pengurus Adat Amertasari membuat program dibarengi pawintenan mangku dadya dan matatah massal," tutur Trima menyampaikan.

"Rencana kan kita majukan program ini mendahui kegiatan piodalan pas Purnama Kapat, supaya sudah punya Mangku Prajapati. Tapi orang yang mengajukan diri, untuk mau ngaturang ayah sebagai Mangku Prajapati seminggu sebelum Hari H memundurkan diri, karna beberapa alasan. Namun, karna sudah program Desa Adat, kegiatan tetap berlanjut," imbuh Terima.
Peserta Matatah Massal Adat Amertasari

Ida Pandita Mpu Nabe Sri Rastra Prabhu Dharmika pemuput upacara menyampaikan bahwa Potong gigi, mepandes, mesangih atau matatah adalah upacara keagamaan Hindu-Bali bila seorang anak sudah beranjak dewasa, dan diartikan juga pembayaran hutang oleh orangtua ke anaknya karena sudah bisa menghilangkan keenam sifat buruk dari diri manusia.

"Kalo mawinten berasal dari kata winten, yaitu nama sebuah permata yang memiliki sifat yang mulia. Tujuan dari pelaksanaan upacara ini sebagai penyucian diri secara lahir dan batin. Jika dilihat secara lahir bertujuan untuk menyucikan seseorang dari segala mala (kotor). Sedangkan secara batin, untuk memohon penyucian dari Sang Hyang Widi Wasa," tutur Ida. (PKJ/Foto Deni R)

Comments
4 Comments

4 komentar:

  1. Badan uwuh bisakah disampaikan dalam flog Niki?? Becik pisan warta berita Hindu sultra

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa... Sampun lama tiang buatkan.. Klik link niki
      https://bimashindusultra.blogspot.com/2017/06/iwuh-iuran-wajib-umat-hindu.html?m=1

      Hapus
  2. Om swastyastu mantap pak pande suksma🙏🙏🙏

    BalasHapus

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...