teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Jumat, 15 Maret 2024

Sambut Nyepi 1946 Caka: Umat Hindu di Kendari Laksanakan Melasti Di Pantai Nambo

Tarian Rejang menyambut Tirtha Amertha 
Kendari (Humas Sultra) – Ratusan Umat Hindu di Kota Kendari melaksanakan upacara Melasti di Pantai Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (7/3/2024).

Melasti ini merupakan rangkaian kegiatan umat Hindu jelang perayaan hari raya Nyepi tahun baru Saka 1946, yang jatuh pada 11 Maret 2024.

Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sulawesi Tenggara, I Nyoman Sudiana mengatakan, makna Melasti adalah untuk pembersihan diri, baik perkataan, pikiran maupun perbuatan yang telah dilakukan.

Macaru di Pasih

"Kita melepas segala macam ketidak beruntungan, segala macam perbuatan-perbuatan kita yang salah, kemudian kita kembali menempuh di tahun baru ini menjadi suci kembali, terlebih saat ini Kota Kendari tengah di guyur hujan yang mengakibatkan beberapa tempat terjadi banjir yang bahkan berdampak negatif bagi masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Pembimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara, I Komang Sukeyasa yang juga hadir dalam kegiatan melasti ini menjelaskan, biasanya Melasti di laksanakan bersama dengan warga Hindu yang berasal dari Kabupaten Konawe Selatan yang jaraknya cukup dekat dengan Kota Kendari, seperti yang dilaksanakan tahun 2023 lalu.

Sambutan Pembimas Hindu

”Melasti bersama dilaksanakan dua tahun sekali atas kesepakatan bersama lembaga, antara umat Hindu Kota Kendari dan 6 Kecamatan di Konsel, seperti Ranomeeto Barat, Landono, Mowila, Sabulakoa, Angata, dan moramo,” tuturnya.

Di lain pihak, Ketua Banjar Suka Duka Sindhu Mertha Kendari, I Nengah Setiawan menjelaskan, upacara Melasti kali ini di ikuti oleh sekitar 500-an warga Hindu yang berasal dari Kota Kendari.

”Sesuai dengan jumlah warga yang terdaftar dalam Banjar (paguyuban Hindu Bali.red) yang berjumlah sekitar 262 KK, seandainya setiap KK ada 2 orang yang ikut melasti, sudah lebih dari 500-an orang yang datang. Belum lagi yang satu keluarga penuh datang untuk ikut melasti kali ini.”

”Tahun ini jadwalnya kami Ngubeng di beji untuk melasti, namun atas kesepakatan umat Hindu di Kota Kendari, melasti dilaksanakan tetap ke Segara,” imbuh Nengah yang kesehariannya adalah seorang guru SMK di Kendari.  

Pande Kadek Juliana (kiri)

Penyuluh Agama Hindu Kemenag Kota Kendari, Pande Kadek Juliana menyampaikan bahwa Melasti merupakan salah satu tradisi sakral bagi Umat Hindu, yang biasanya dilaksanakan 2 hari menjelang hari Raya Nyepi setiap tahunnya. Upacara melasti merupakan upacara pengambilan air tirta suci di tengah samudera atau sumber mata air.

Rangkaian hari raya Nyepi dimulai dari Melasti/Makiis, kemudian Tawur Kasanga atau Ngerupuk, selanjutnya Nyepi, Ngembak Geni dan Dharma Santi. Semuanya adalah rangkain penuh makna untuk mencapai kedamaian,” sampainya.

“Melasti berasal dari kata  Mala = kotoran/leteh, dan Asti = membuang/memusnahkan, Melasti merupakan rangkaian upacara Nyepi yang bertujuan untuk membersihkan segala kotoran badan dan pikiran (buana alit), dan juga alat upacara (buana agung) serta memohon air suci kehidupan (tirta amertha) bagi kesejahteraan manusia. Pelaksanaan melasti ini biasanya dilakukan dengan membawa arca, pretima, barong kalo ada, yang merupakan simbolis untuk memuja manifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa diarak oleh umat menuju laut atau sumber air untuk memohon pembersihan dan tirta amertha,” imbuhnya.

Seperti dinyatakan dalam Rg. Weda II. 35.3 “Apam napatam paritasthur apah” yang artinya Air yang berasal dari mata air dan laut mempunyai kekuatan untuk menyucikan.

“Selesai melasti Pretima, arca, daksina linggih dan sesuhunan barong kalo ada biasanya dilinggihkan di Bale Agung (Pura Desa) untuk memberkati umat dan pelaksanaan Tawur Kesanga,” tutupnya.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...