teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Rabu, 13 Juli 2016

Kakanwil : Guru Lebih Mulia Dari Tokoh Agama


Kendari (Inmas Sultra) - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Mohamad Ali Irfan menutup dengan resmi kegiatan Workshop Peningkatan Kualitas Guru Agama Hindu Tahun Anggaran 2016, di Hotel Imperial Kendari (22/5) pagi.

Kegiatan workshop ini dilaksanakan dari 20 s.d. 22 Mei 2016 mengikut sertakan 80 orang peserta yang merupakan guru Agama Hindu di Provinsi Sulawesi Tenggara baik PNS dan Non PNS.

Ali Irfan dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberadaan guru Agama lebih mulia dari tokoh Agama. 

"Bapak Ibu guru harusnya bangga, karena guru agama itu kedudukannya jauh lebih mulia dari seorang tokoh agama. Kenapa? Karena guru menghasilkan generasi yang mulia, generasi yang beretika, generasi yang beragama. Melalui pengajaran guru menanamkan moral dan kecintaan kepada Agama," tegasnya.

Disampaikan pula bahwasannya tujuan mengajar sebagai guru agama adalah menciptakan peserta didik yang pintar, cerdas dan memiliki sikap baik. Langkah ke depan guru agama harus memberikan contoh yang lebih baik, jangan datang telat, mengajarlah yang rajin.

Kakanwil juga memberikan gambaran perubahan pola pikir guru sekarang dengan guru dulu. Dikatakan, guru dulu itu telaten memperhatikan peserta didiknya, kuku, pakaian, kerapian, cara duduk. Setelah itu, baru melakukan evaluasi siswa dari pelajaran yang sudah lewat. Murid yang dipanggil itu adalah murid yang paling bodoh, dibimbing, dibina, bahkan diberikan pelajaran tambahan diluar jam sekolah. Apabila ada siswa yang lama tidak masuk sekolah, guru dating menengok ke rumah siswa untuk mencarikan solusi terbaik bagi siswanya.

Dibandingkan guru sekarang. Rusaknya dunia birokrasi ternyata merambat ke dunia pendidikan. Guru sekarang ingin serba instan, pulang lebih cepat, memanggil siswa terpintar ke depan untuk mengajari siswa lainnya, guru hanya menjalankan kewajiban tanpa memperhatikan kualitas peserta didik. Apalagi dengan adanya sertifikasi ini, guru bukannya meningkatkan kompetensi guna meningkatkan mutu pendidikan dan peserta didik, tapi menjadi pemburu tunjangan dan mengajar ala kadarnya.

Selain itu, Kakanwil juga memaparkan visi, misi serta beberapa program unggulan Bimas Hindu terkait pembinaan dan pengelolaan pendidikan Keagamaan Hindu. Mengakhiri materinya, Kakanwil mendorong agar dibentukanya Forum Guru Agama Hindu Se-Sultra, nantinya bisa melaksanakan penelitian, mengundang pakar-pakar pendidikan, mengkaji kurikulum apakah sudah tepat apa belum, dan lainnya. Apalagi sekarang telah adanya payung hukum pendidikan keagamaan Hindu. Ini perlu disambut baik. Bahkan Kakanwil menantang guru-guru agama Hindu untuk membentuk sekolah berbasis Hindu di Sultra. (pkj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...