Kolaka Timur, (Inmas Sultra) - Upacara Sudha Bumi adalah salah satua upacara umat Hindu yang diperuntukkan untuk membersihkan pekarangan/palemahan seorang calon Pendeta Hindu, sehingga berubah status rumah menjadi Gria. Gria ini merupakan pusat kerohanian dari seorang brahmana/Pendeta. Hal inilah yang dilaksanakan di Desa Teposua, Kecamatan Loea, Kab. Kolaka Timur, kemarin pagi (26/1).
Ida Pandita Mpu Dharmananda yang dulunya bernama Mangku Made Gama dan istrinya kini telah menjadi Pendeta yang disebut Ida Pandita Mpu. Hal ini diperoleh dari sekian panjang rangkaian upacara yang telah dilalui dari Proses Bhawati (Jero Gede) hingga Pediksaan pada Kamis Paing Dukut, 12 Januari 2017 di Gria Gaga Tamanbali, Bangli dengan Guru Nabe Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Sattwikananda. Di mana pelaksanaan upacara Diksa di Bali diijinkan dan disaksikan langsung oleh PHDI Kabupaten Bangli.
Upacara Sudha Bumi Gria Amerta Asram, serta upacara ngersigana, Karya Mendem/Mupuk Pedagingan dilaksanakan pada purwaning Tilem Kapitu, 26 Januari 2017 bertepatan dengan hari Siwalatri. Sedangkan peresmian Ida Pandita Mpu oleh Parisada Provinsi Sulawesi Tenggara dilaksanakan pada Hari Jumat, 27 Januari 2017 di Gria Amerta Asram, Desa Teposua, Kec. Loea Kab. Kolaka Timur, dengan diserahkannya Surat Keputusan Ngalokapalasraya oleh Dharma Upapati PHDI Sultra, Ida Pandita Mpu Agnijaya Shre Shre Yogiswara Sebali didampingi Ketua Harian PHDI Sultra, Dr. Eng. I Nyoman Sudiana, M.Si. dan Pembimas Hindu, Ngakan Made Sudiana, S.Pd.,MM.
Ketua PHDI SUltra, Nyoman Sudiana menyampaikan selamat atas dilantiknya Ida Pandita Mpu yang ke 9 di Sulawesi Tenggara. Sudiana juga memaparkan terkait Grand Design Hindu Sultra 2050, di mana Sultra ditargetkan akan memiliki 100 Orang Sulingih. Kalau bisa di setiap Desa Ada Sulinggihnya, sehingga kualitas sradha dan bhakti umat Hindu Sulawesi Tenggara semakin baik.
Pembimas Hindu, Ngakan Made Sudiana dalam sambutannya menjelaskan terkait sesana/kewajiban seorang Hindu, di mana kita lahir sebagai sudra dan diwajibkan membersihkan atau meningkatkan kerohanian diri hingga menjadi Brahmana melalui proses Dwijati/Diksa. Sehingga tujuan hidup umat Hindu yaitu moksartham jagadhita ya ca iti dharma bisa tercapai.
Kegiatan ditutup dengan Dharmawacana dari Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Sattwikananda dan pesan-pesan Dharma Upapati PHDI SUltra, Ida Pandita Mpu Agnijaya Shre Shre Yogiswara Sebali sekaligus menyerahkan SK Ngalokapalasraya.
Dengan diresmikannya Ida Pandita Mpu Dharmananda dan Istri beliau Ida Pandita Mpu Stri Dharmananda sebagai Sulinggih dan Gria Wana Amerta Asram, oleh PHDI Sultra maka resmi pula, Sulawesi Tenggara memiliki 9 Sulinggih, yaitu Konawe Selatan 5 Sulinggih, Kendari 1 Sulinggih, Bombana 1 Sulinggih, Kolaka Timur 2 Sulinggih. Untuk Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Kolaka, Buton, Muna Barat sampai saat ini belum ada. (PKJ)
Tonton Videonya di sini
Tonton Videonya di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar