teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Friday, February 3, 2017

Dahsyatnya Cinta (Menguak Konversi Agama Atas Nama Cinta) #SaveMenNik

Sebelum kita bercerita ke arah tujuan utama goresan tangan di atas keyboard ini, baiknya kita menyimak cerita berikut. 
=============================================
Hoax & Dronna Sindroom

Arahkan pikiranmu ke Medan Perang Kuruksetra pada Epos Besar Mahabaratha sekarang, dan lihatlah!

Ilustasi gambar : Guru Drona
Krisna tahu benar bahwa Rsi Drona sangat sulit bahkan mustahil untuk dikalahkan di dalam peperangan. Sepanjang Rsi Drona dengan kesadaran penuh memegang langkap, selama itulah beliau tidak terkalahkan. Akhirnya Krishna menemukan titik kelemahan sang murid Rsi Bharghawa. Tresna (cinta). Ia, CINTA adalah kelemahan paling buruk dari setiap ksatria semacam Rsi Drona.

Sambil berdarah-darah, Bhima berteriak bagaikan orang gila di peperangan Kuruksetra, "Aswathama mati..... Aswathama mati...." Lengkingannya menggetarkan lawan dan tentu saja Panglima besar pasukan Korawa, Dronacarya.

Rsi Drona tidak yakin dengan berita kematian Aswathama. Lalu beliau menanyakan kebenaran berita itu kepada Yudhisthira. Yudhisthira membenarkan. Dengan susulan kalimat, "Namun Aswathama itu adalah gajah tunggangan Prabhu Salwa". Kalimat kedua itulah yang tidak didengar oleh Drona. Karena terburu kehilangan kesadarannya. Terpukul merasa tiada berguna karena kehilangan harta paling utamanya, yaitu anaknya. Si Aswatama.

Sikarini (BY)
Nahan ling sang Konteya numara warah sang guru gupey.
Wimurcccha tan patma kalenger ri saluning ratha manik.
Irika sang brahma rsi gagana humajeng reh dwija wara.
Sahongkarang alraken kusuma mawuwus partha wijaya.

Demikian jawaban sang Yudhisthira, menyebabkan sang guru lumpuh badannya. Sedih seakan tanpa jiwa, tak sadarkan diri di bale-bale kereta kencana. Di saat itu, para dewa rsi di langit bergemuruh menyaksikan keadaan sang rsi agung. Disusul uncaran Ong kara, dan taburan bunga, lalu berseru: Arjuna wijaya.

Kasih sayang (tresna) kepada anaknya, menyebabkan sang ayah kehilangan kesadaran. Bahkan dengan perantaraan berita bohong. Dalam keadaan seperti itu, sang Ksatria Agung berhasil dipenggal kepalanya oleh sang Drstadyumna.
==================================================

DAHSYATNYA CINTA itu kawan! Rsi sekaliber Dronacarya, hancur karena cinta. Bahkan dari dulu pun kita telah diingatkan bahwa cinta itu bisa membutakanmu. Menggelapkan pikiranmu yang terang atau menerangi pikiranmu yang gelap. Cinta bisa menjadi kawan dan cinta bisa menjadi lawan. Karena dahsyatnya kekuatan cinta inilah, banyak orang menyalahgunakan kekuatan ini, ada yang digunakan untuk menipu guna mencari kekayaan, menjatuhhkan martabat orang karena iri dan dengki, atau merusak masa depan orang karena iseng-iseng. Begitu banyak kasus bunuh diri terjadi karena cinta. Begitu banya pemuda dan gadis rapuh susah move on karena cinta.

Kembali pada kasus yang ingin kita bicarakan, konversi agama atas nama cinta. Seperti apa yang sudah saya sampaikan di atas, begitu misterius dan dahsyatnya kekuatan cinta itu, di zaman sekarang oleh penganut ajaran agama tertentu, mereka menerapkan sistem multilevel, mencari pengikut dengan janji-janji surga dan kebahagiaan di kehidupan sana setelah kematian. Dengan misionaris-misionarisnya, mereka mulai mengajak penganut ajaran leluhur meninggalkan kulit mereka, dan bergabung dengan ajaran baru ini. Kenapa mereka begitu gencar menarik orang? Tentunya mereka sdah terpancer doktrin pahala dan surga yang dijanjikan. 

Mereka mlai mencari, baik dengan iming-iming materi, janji kebahagiaan, atau bahkan janji kenikmatan yang akan Tuhan berikan. Tidak tanggung-tanggung, mereka pun menarik pengikut atas nama cinta. Yang laki-laki sengaja mencari istri dari agama yang berbeda atau bahkan yang perempuan menarik laki-laki beda agama untuk mengikuti dia. Atau bahkan orangtua mereka sengaja menyuruh atau mengikat pasangan anaknya yang beda agama dengan aturan ikut kepercayaan atau janji harta maupun pekerjaan yang baik, kalau tidak mau mengikut maka cinta mereka dipisahkan. Lalu demi dan atas nama cinta, konversi agama pun terjadi.

Begitu hebatnya cinta bisa menghilangkan jati diri seseorang, dan dengan mudahnya menyebrang kepercayaan atas nama cinta. Istilah paid kaung, paid bangkung pun mulai menggema. Entah ini sebuah sindiran atau otokritik untuk diri kita pribadi agar tidak terjerat seperti yang lain. Entahlah.

Maka dari itu, belakangan kita lihat pergerakan luar bisa dari anak muda kita khususnya di Sulawesi Tenggara. Belakangan ini teman-teman di Peradah Sultra membuat taggar #SaveMenNik. Men Nik ini adalah akronim Meme Cenik secara harfiah berarti Ibu kecil, atau Adik dari Orangtua kita yang masih lajang/bajang/gadis. Save Men Nik, diartikan menjaga gadis, gadis dimaksud tentunya gadis-gadis Hindu, menjaga agar tidak menikah dengan pria yang beda Agama. Hal ini selain penerapan UU Pernikahan juga menjaga kepercayaan leluhur agar tidak pudar. Taggar ini pun tentunya menyentil para pemuda Hindu, kenapa  membiarkan Men Nik ini sampai ada yang menyebrang agama karena alasan cinta ini, Seberapa pantaskah kamu untung menge-save Men Nik ini? Sepertinya pemuda Hindu disentil untuk bersemangat meningkatkan kualitas dirinya dan memantaskan diri untuk menge-Save Men Nik ini.

#SaveMenNik inipun telah diseminarkan oleh teman-teman di Peradah Sulawesi Tenggara pada Hari Sabtu, 21 Januari 2017 bertepatan dengan hari Saraswati di Wantilan Pura Penataran Agung Jagathita Kota Kendari. Ke depan, hal-hal positif seperti ini harus lebih sering digemakan guna otokritik bagi diri kita sendiri. 

Guling céléng muani,
Mabasa sambel sera,
Ngiring sareng sami,
Iraga mulat sarira.

Penulis : Pande Kadek Juliana

No comments:

Post a Comment

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...