MATERI MENGHAFAL ŚLOKA
PESERTA ANAK-ANAK
BHAGAVADGĪTĀ ADHYĀYA (BAB II) - SAṀKYHA YOGA (Śloka 1-30)
SUMBER: Buku Bhagavadgītā oleh : G. Pudja, M.A.,SH.
MATERI MENGHAFAL ŚLOKA
PESERTA REMAJA
BHAGAVADGĪTĀ ADHYĀYA (BAB VI) - DHYĀNA YOGA (Śloka 1-30)
SUMBER: Buku Bhagavadgītā oleh : G. Pudja, M.A.,SH.
MATERI MENGHAFAL ŚLOKA
PESERTA DEWASA
SARASAMUCCAYA : KEAGUNGAN DHARMA, SUMBER DHARMA, DAN PELAKSANAAN DHARMA (Śloka
12-42)
SUMBER: Buku Sarasamuccaya
oleh : I Nyoman
Kajeng, dkk.
Terjemahan dapat disingkat !
MATERI MENGHAFAL SĀRASAMUCCAYA
PESERTA DEWASA PUTRA/PUTRI
KEAGUNGAN DHARMA
12
Kāmārthau lipsamānastu
dharmmamevāditaścaret,
nahi dharmādapetyārthaḥ
kāmo vapi kadācana.
Jika mencari artha dan kama, maka dharma hendaknya dilakukan lebih dulu; tidak akan ada
artinya, jika artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari dharma.
13
Dhārmikaṁ pūjayanti ca
na dhanāḍhyam na kāminam,
dhane sukhakāla kācid
dharmme tu paramaṁ sukham.
Orang yang selalu melaksanakan dharma akan dipuji dan disanjung.Pujian dan sanjungan bukan untuk orang yang kaya dan orang yang selalu mengumbar hawa nafsu. Dharma adalah kebahagiaan
absolut.
14
dharmma evaplavo nanyaḥ
svargaṁ samabhivāñchatam,
sa ca naurpvaṇijastaṭaṁ
jaladheḥ pāramicchataḥ.
Dharma merupakan jalan
untuk pergi ke sorga; seperti halnya perahu, sesungguhnya adalah
merupakan alat bagi para pedagang untuk menyeberang lautan.
15
Yatnaḥ kāmārthamokṣāṇāṁ
kṛto’pihi vipadyate,
dharmmāya punarārambhaḥ
saṅkalpo’pi na niṣphalaḥ.
Usaha tekun mencari kama, artha dan moksa, ada kalanya tidak berhasil; akan
tetapi usaha tekun pada pelaksanaan dharma tidaklah sia-sia, pasti akan berhasil.
16
Yathādityaḥ samudyan vai
tamaḥ sarvaṁ vyapohati,
evaṁ kalyāṇamātiṣṭhan
sarvvapāpaṁ vyapohati.
Seperti halnya matahari yang terbit melenyapkan semua kegelapan, demikianlah orang yang melakukan dharma, dapat memusnahkan segala dosa.
17
Yathā yathā hi puruṣaḥ
kalyāṇe ramate manaḥ,
tathā tathāsya siddhyanti
sarvvārtha nātra saṁśayaḥ.
Ketika orang bekerja dalam pikiran senang, niscaya segala usahanya dapat
diperoleh. Sebab di sini tidak ada keraguan.
18
Dharmah sadā hitaḥ puṁsāṁ
dharmaścaivāśrayaḥ satam,
dharmallokāstrayastāta
pravṛttaḥ sacarācarāḥ.
Dharma
selalu membawa kebahagiaan. Dharma adalah tempat perlindungan yang utama.
Ketiga dunia, bersama-sama dengan semua isinya baik yang bergerak dan yang
tidak bergerak mengalir dari dharma.
19
Yasya notkrāmati matir
dharmmamārgganuśāriṇī,
tamāhuḥ puṇyakārmaṇi na
śocyo mitrabāndhavaiḥ.
Orang yang pikirannya tidak bimbang, bahkan budinya tetap teguh untuk mengikuti pelaksanaan
dharma; perbuatan orang itu sangat mulia. Tidak diragukan lagi oleh sanak saudaranya.
20
Yathekṣuhetoriha secitaṁ payaḥ
treṇāni vallīrapi samprasiñcati,
tatha naro dharmmapathena sañcaran
yaśāṁśi kāmāni vasūni cāśnute.
Seperti air yang mengairi tebu, juga sampai kepada rumput liar di sekitarnya, demikianlah orang dengan melaksanakan
dharma akan diperoleh juga kekayaan,
keuntungan, ketenaran, dan kemewahan.
21
Surūpatāmātmaguṇaṁ ca vistaraṁ
kulānvayaṁ dravyasamṛddhisañcayam,
naro hi sarvaṁ labhate yathā kṛtaṁ
sadāśubhenātmakṛtena karmaṇā.
Orang yang telah melakukan perbuatan baik, maka kelak menuai menjadi orang yang rupawan, gunawan, muliawan, hartawan,
dan berkekuasaan yang tinggi.
22
Kāntāravanadurgeṣu
kṛcchreṣvāpatsu sambhrame,
udyateṣu ca śastreṣu nāsti
dharmmavatāṁ bhayam.
Orang yang senantiasa melaksanakan dharma tidak punya takut, meski
di semak-semak, di hutan,di tempat-tempat yang berbahaya, di segala tempat yang
dapat menimbulkan kesusahan,di dalam peperangan. Dharma yang melindungi.
23
Manonukūlāḥ pramadā
rūpavatyaḥ svalaṁṛtāḥ,
vāsaḥ prāsādapṛṣṭhe ca
bhavanti śubhakarmmaṇām.
Siapa yang selalu berbuat kebajikan akan mendapatkan pahala, wanita cantik,
ketampanan, pelbagai kenikmatan dan berada pada rumah istana yang bagus.
24
nipānamiva maṇḍūkāḥ
saraḥ pūṇṇamivāṇḍajāḥ,
śubhakārmmā namāyānti
sahāyāśca dhanāni ca.
Semua kerabat, kekayaan datang dengan sendirinya kepada
orang yang selalu berbuat baik, seperti halnya kebiasaan katak yang pergi mendekatkan dirinya ke kolam, dan burung-burung
yang terbang sendiri ke danau.
25
Arjjayejñānamarthāṁśca
vidvānamaravat sthitaḥ,
keśeṣviva gṛhitaḥ san
mṛtyunā dharmmamācaret.
Orang bijaksana mengejar ilmu pengetahuan dan benda-benda duniawi dengan
sadar dan tenang tidak akan
tertimpa bahaya maut, tetapi ketika ia mengejar dharma, meskipun terengah-engah dan seakan-akan maut
merenggut kepalanya dikejarnya juga.
26
Mastakasthāyinaṁ mṛtyuṁ
yadi paśyedayaṁ janaḥ,
āhāro’pi na rucyeta
kimutākṛtyakāritā.
Jika orang telah mengetahui, bahwa sang maut senantiasa mengintai dan
menunggangi kepalanya, tentunya orang tidak akan rakus pada makanan, apalagi
untuk melakukan perbuatan yang menyalahi dharma.
27
yuvaiva dharmmamanvjcched
yuvā vittam yuvāśrutam,
tiryyagbhavati vai dharbha
utpatan na ca viddyati.
Orang hendaknya melaksanakan dharma, mencari
kekayaan, dan kebijaksanaan selagi masih muda. Ketika tua seperti ilalang yang telah tua menjadi rebah, dan ujungnya tidak tajam lagi untuk menembus.
28
pūrvve vayasi yaḥśāntaḥ
sa śānta iti me matiḥ,
dhātuṣu kṣīyamāṇeṣu
śamaḥ kasya na vidyate.
Orang yang tinggal tidak ditundukkan; di penuhi oleh nafsu dalam masa muda,
ia sendiri kurang mampumengendalikan. Kapan berkurangnya amukan nafsu mereka ketika
datangnya masa tua, itu adalah menurut kodratnya.
29
Yuvatvāpekṣayā bālo
vṛddhatvapekṣaya yuvā,
mṛtyorutsaṅgamāruhya
sthaviraḥ kimapekṣate.
Beginilah keadaan manusia, masa kanak-kanak menanti masa muda, masa muda menanti-nanti masa
tua, tetapi jika masa tua
telah tercapai, berarti telah berada di pangkuan maut; apakah yang masih
dinantikannya; hanya kematian saja.
30
Pūra śarīrasmantako
bhinakti rogasārathiḥ,
prasahya jīvitakṣaye
śubhaṁ mahat samāharet.
Kematian
pertama, adalah yang
dikemudikan oleh penyakit, yang menyebabkan hidup itu menjadi kurang, jika usia hidup telah merosot berkurang datanglah maut, maka
orang hendaknyalah dipercepat
berbuat baik.
31
Yuvaivadharmmaśilaḥ
syādanityaṁ khalu jīvitam,
ko hi jānāti kasyādya
mṛtyusenā patiṣyati.
Orang hendaknya
berbuat dharma selagi masih muda. Hidup adalah tidak pasti. Siapagerangan yang mengetahui dan memberitahukan seperti ketika datangnya kematian.
32
ā dhūmāgrānnivarttante
jñātayaḥ saha bāndhaviḥ,
yena taiḥ saha gantavyaṁ
tat karmma sukṛtaṁ kuru.
Ketika seseorang mati, kaum kerabat itu hanya sampai mengantar di tempat pembakaran, dan kembaliketika asap telah surut. Hanyaperbuatannya yang baik menemani dia di akherat. Olehkarena itu hendaklah diusahakan selalu berbuat baik.
33
Mṛtaṁśarīramutsṛjya
Kāṣṭhaloṣṭhasamam janāḥ,
Muhūrttamuparudyātha
tato yānti parāṅmukhāḥ.
Orang-Orang
melayat menemani mayat itu, mereka meneteskan air mata sebentar, kemudian
mereka meninggalkannya, seolah-olah adalah suatu batang kayu atau segumpal
tanah liat, pada akhirnya
pergilah mereka berpaling muka
meninggalkanya.
34
Eko dharmmaḥ param śreyaḥ
kṣamaikāśānti rucyate,
vidyaikā paramā tuṣṭir
ahiṁsaikā sukhāvahā.
Dharma
sendiri adalah kebajikan yang
paling utama. Kesabaran adalah kedamaian.
Pengetahuan adalah kepuasan tertinggi. Bukan kerugian membawa kegembiraan.
35
Ekaṁ yadi bhavecchāstraṁ
śreyo nissaṁśayaṁ bhavet,
bahutvādiha śāstrānāṁ
guhāṁśreyaḥ praveśitam.
Sesungguhnya hanya satu tujuan agama; mestinya tidak disangsikan lagi orang memperolehnya, oleh karena banyaknya ajaran sastra agama menyebut tentang yang disebut kebenaran, seperti memasuki suatu
gua besar di dalam tanah.
36
mā tāta vṛddhām paribhūḥ
śikṣasvāgamayasva ca,
aheriva hi dharmasya
sūkṣmā duranugā gatiḥ
Anaku janganlah menghina dan mengabaikan terhadap orang yang lebih tua.Duduk dekat kaki mereka dan belajar. sebab yang disebut dharma sama halnya
dengan ular yang tidak dapat diketahui dengan pasti jalannya.
SUMBER DHARMA
37
Śrutivedaḥ samākhyāto
dharmaśāstraṁ tu vai smṛtiḥ,
te sarvatheṣvamīmāṁsye
tābhyāṁ
dharmo vinirbhṛtaḥ.
Śruti adalah catur Veda. Smṛti adalah dharmaśaṣtra.
Śruti dan Smṛti keduanya harus diyakini dan dituruti ajarannya. Keduanya adalah
sumber dharma.
38
Cāturvarṇyaṁ tathā lokāś
catvāraścāśramāḥ pṛthak,
bhūtaṁ bhavayaṁ bhaviṣyaśca
sarvaṁ vedāt prasiddhyati.
Empat golongan masyarakat adalah catur varna, empat dunia, seperti halnya
empat tingkatan hidup adalah catur aśrama, pada masa lalu, saat ini dan
masa yang akan datang, semuanya berasal dari Veda.
39
Itihāsapurānābhyāṁ
vedaṁ samupavṛṁhayet,
bibhetyalpaśrutādvedo
māmayaṁ pracariṣyati.
Veda hendaknya dilampirkan dengan Itihāśa dan Purāṇa. Veda adalah merasa
takut akan orang-orang yang sedikit pengetahuannya. Ia akan membenturkan aku.
40
Śrutyuktaḥ paramo dharmas
tathā smṛtigato ‘paraḥ,
śiṣtācāraḥ paraḥ proktastrayo
dharmāḥ sanātanāḥ.
Dharma
yang paling utamaadalah diajarkan oleh Śruti. Yang
lainnya adalah dharma yang diajarkan oleh Smṛti. Demikian
pula yang lain adalah perilaku sang sista,
yaitu orang jujur dan suci. Ketiga ini dharma
adalah masa lampau dan kekal.
PELAKSANAAN DHARMA
41
na tatparasya sandadhyāt
pratikūlaṁ yadātmanaḥ,
eṣa saṁkṣepato dharmaḥ
kāmādanyat pravartate.
Janganlah lakukan kepada orang lain apa yang tidak menyenangkan pada
dirimu. Ini singkatnya adalah dharma.
Semua selain itu disebabkan oleh kama.
42
ye tu śiṣtāḥ
suniyatāḥ
satyārjavaparāyanaḥ,
dharmyaṁ panthānamārūḍhas
teṣāṁvṛttam samācara.
Ikuti perilaku orang yang
bijaksana, orang yang jujur, pun orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya, orang yang mengabdi pada kebenaran dan kesederhanaan, dan orang yang
sedang menapak jalannya dharma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar