teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Kamis, 02 Januari 2014

Materi Utsawa Menghafal Sloka UDG XII 2014

MATERI MENGHAFAL ŚLOKA
PESERTA ANAK-ANAK
BHAGAVADGĪTĀ ADHYĀYA (BAB II) - SAṀKYHA YOGA (Śloka 1-30)
SUMBER: Buku Bhagavadgītā oleh : G. Pudja, M.A.,SH.

MATERI MENGHAFAL ŚLOKA
PESERTA REMAJA
BHAGAVADGĪTĀ ADHYĀYA (BAB VI) - DHYĀNA YOGA (Śloka 1-30)
SUMBER: Buku Bhagavadgītā oleh : G. Pudja, M.A.,SH.

MATERI MENGHAFAL ŚLOKA
PESERTA DEWASA
SARASAMUCCAYA : KEAGUNGAN DHARMA, SUMBER DHARMA, DAN PELAKSANAAN DHARMA (Śloka 12-42)
SUMBER: Buku Sarasamuccaya  oleh : I Nyoman Kajeng, dkk.
Terjemahan dapat disingkat !


MATERI MENGHAFAL SĀRASAMUCCAYA
PESERTA DEWASA PUTRA/PUTRI

KEAGUNGAN DHARMA

12
mārthau lipsamānastu
dharmmamevāditaścaret,
nahi dharmādapetyārtha
kāmo vapi kadācana.

Jika mencari artha dan kama, maka dharma hendaknya dilakukan lebih dulu; tidak akan ada artinya, jika artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari dharma.

13
Dhārmika pūjayanti ca
na dhanāḍhyam na kāminam,
dhane sukhakāla kācid
dharmme tu parama sukham.

Orang yang selalu melaksanakan dharma akan dipuji dan disanjung.Pujian  dan sanjungan bukan untuk orang yang kaya dan orang yang selalu mengumbar hawa nafsu. Dharma adalah kebahagiaan absolut.

14
dharmma evaplavo nanya
svarga samabhivāñchatam,
sa ca naurpvaijastaa
jaladhe pāramicchataḥ.

Dharma merupakan jalan untuk pergi ke sorga; seperti halnya perahu, sesungguhnya adalah merupakan alat bagi para pedagang untuk menyeberang lautan.

15
Yatna kāmārthamokṣāṇāṁ
kṛtopihi vipadyate,
dharmmāya punarārambha
sakalpopi na niphala.

Usaha tekun mencari kama, artha dan moksa, ada kalanya tidak berhasil; akan tetapi usaha tekun pada pelaksanaan dharma tidaklah sia-sia, pasti akan berhasil.

16
Yathāditya samudyan vai
tama sarva vyapohati,
eva kalyāṇamātiṣṭhan
sarvvapāpa vyapohati.

Seperti halnya matahari yang terbit melenyapkan semua kegelapan, demikianlah orang yang melakukan dharma, dapat memusnahkan segala dosa.
17
Yathā yathā hi purua
kalyāṇe ramate mana,
tathā tathāsya siddhyanti
sarvvārtha nātra saṁśaya.

Ketika orang bekerja dalam pikiran senang, niscaya segala usahanya dapat diperoleh. Sebab di sini tidak ada keraguan.

18
Dharmah sadā hita pusāṁ
dharmaścaivāśraya satam,
dharmallokāstrayastāta
pravtta sacarācarāḥ.

Dharma selalu membawa kebahagiaan. Dharma adalah tempat perlindungan yang utama. Ketiga dunia, bersama-sama dengan semua isinya baik yang bergerak dan yang tidak bergerak mengalir dari dharma.

19
Yasya notkrāmati matir
dharmmamārgganuśāriṇī,
tamāhu puyakārmai na
śocyo mitrabāndhavai.

Orang yang pikirannya tidak bimbang, bahkan budinya tetap teguh untuk mengikuti pelaksanaan dharma; perbuatan orang itu sangat mulia. Tidak diragukan lagi oleh sanak saudaranya.

20
Yathekuhetoriha secita paya
treṇāni vallīrapi samprasiñcati,
tatha naro dharmmapathena sañcaran
yaśāṁśi kāmāni vasūni cāśnute.

Seperti air yang mengairi tebu, juga sampai kepada rumput liar di sekitarnya, demikianlah orang dengan melaksanakan dharma akan diperoleh juga kekayaan, keuntungan, ketenaran, dan kemewahan.

21
Surūpatāmātmagua ca vistara
kulānvaya dravyasamddhisañcayam,
naro hi sarva labhate yathā kta
sadāśubhenātmaktena karmaṇā.

Orang yang telah melakukan perbuatan baik, maka kelak menuai menjadi orang yang rupawan, gunawan, muliawan, hartawan, dan berkekuasaan yang tinggi.

22
Kāntāravanadurgeu
kcchrevāpatsu sambhrame,
udyateu ca śastreu nāsti
dharmmavatāṁ bhayam.

Orang yang senantiasa melaksanakan dharma tidak punya takut, meski di semak-semak, di hutan,di tempat-tempat yang berbahaya, di segala tempat yang dapat menimbulkan kesusahan,di dalam peperangan. Dharma yang melindungi.

23
Manonukūlāḥ pramadā
rūpavatya svalaṁṛtāḥ,
vāsa prāsādapṛṣṭhe ca
bhavanti śubhakarmmaṇām.

Siapa yang selalu berbuat kebajikan akan mendapatkan pahala, wanita cantik, ketampanan, pelbagai kenikmatan dan berada pada rumah istana yang bagus. 

24
nipānamiva maṇḍūkāḥ
sara pūṇṇamivāṇḍajāḥ,
śubhakārmmā namāyānti
sahāyāśca dhanāni ca.

Semua kerabat, kekayaan datang dengan sendirinya kepada orang yang selalu berbuat baik, seperti halnya kebiasaan katak yang pergi mendekatkan dirinya ke kolam, dan burung-burung yang terbang sendiri ke danau.

25
Arjjayejñānamarthāṁśca
vidvānamaravat sthita,
keśeviva ghita san
mtyunā dharmmamācaret.

Orang bijaksana mengejar ilmu pengetahuan dan benda-benda duniawi dengan sadar dan tenang tidak akan tertimpa bahaya maut, tetapi ketika ia mengejar dharma, meskipun terengah-engah dan seakan-akan maut merenggut kepalanya dikejarnya juga.

26
Mastakasthāyina mtyu
yadi paśyedaya jana,
āhāropi na rucyeta
kimutāktyakāritā.

Jika orang telah mengetahui, bahwa sang maut senantiasa mengintai dan menunggangi kepalanya, tentunya orang tidak akan rakus pada makanan, apalagi untuk melakukan perbuatan yang menyalahi dharma.

27
yuvaiva dharmmamanvjcched
yuvā vittam yuvāśrutam,
tiryyagbhavati vai dharbha
utpatan na ca viddyati.

Orang hendaknya melaksanakan dharma, mencari kekayaan, dan kebijaksanaan selagi masih muda. Ketika tua  seperti ilalang yang telah tua menjadi rebah, dan ujungnya tidak tajam lagi untuk menembus.

28
pūrvve vayasi yaḥśānta
sa śānta iti me mati,
dhātuu kṣīyamāṇeu
śama kasya na vidyate.

Orang yang tinggal tidak ditundukkan; di penuhi oleh nafsu dalam masa muda, ia sendiri kurang mampumengendalikan. Kapan berkurangnya amukan nafsu mereka ketika datangnya masa tua, itu adalah menurut kodratnya. 
29
Yuvatvāpekayā bālo
vṛddhatvapekaya yuvā,
mtyorutsagamāruhya
sthavira kimapekate.

Beginilah keadaan manusia, masa kanak-kanak menanti masa muda, masa muda menanti-nanti masa tua, tetapi jika masa tua telah tercapai, berarti telah berada di pangkuan maut; apakah yang masih dinantikannya; hanya kematian saja.

30
Pūra śarīrasmantako
bhinakti rogasārathi,
prasahya jīvitakaye
śubha mahat samāharet.

Kematian pertama, adalah yang dikemudikan oleh penyakit, yang menyebabkan hidup itu menjadi kurang, jika usia hidup telah merosot berkurang datanglah maut, maka orang hendaknyalah dipercepat berbuat baik.

31
Yuvaivadharmmaśila
syādanitya khalu jīvitam,
ko hi jānāti kasyādya
mtyusenā patiyati.

Orang  hendaknya  berbuat dharma selagi masih muda. Hidup adalah tidak pasti. Siapagerangan yang mengetahui dan memberitahukan seperti ketika datangnya kematian.

32

ā dhūmāgrānnivarttante
ātaya saha bāndhavi,
yena tai saha gantavya
tat karmma sukta kuru.

Ketika seseorang mati, kaum kerabat itu hanya sampai mengantar di tempat pembakaran, dan kembaliketika asap telah surut. Hanyaperbuatannya yang baik menemani dia di akherat. Olehkarena itu hendaklah diusahakan selalu berbuat baik.

33
Mtaṁśarīramutsjya
Kāṣṭhaloṣṭhasamam janāḥ,
Muhūrttamuparudyātha
tato yānti parāṅmukhāḥ.

Orang-Orang melayat menemani mayat itu, mereka meneteskan air mata sebentar, kemudian mereka meninggalkannya, seolah-olah adalah suatu batang kayu atau segumpal tanah liat, pada akhirnya pergilah mereka berpaling muka meninggalkanya. 

34
Eko dharmma param śreya
kamaikāśānti rucyate,
vidyaikā paramā tuṣṭir
ahisaikā sukhāvahā.

Dharma sendiri adalah kebajikan yang paling utama. Kesabaran adalah kedamaian. Pengetahuan adalah kepuasan tertinggi. Bukan kerugian membawa kegembiraan.

35
Eka yadi bhavecchāstra
śreyo nissaṁśayabhavet,
bahutvādiha śāstrānāṁ
guhāṁśreya praveśitam.

Sesungguhnya hanya satu tujuan agama; mestinya tidak disangsikan lagi orang memperolehnya, oleh karena banyaknya ajaran sastra agama menyebut tentang yang disebut kebenaran, seperti memasuki suatu gua besar di dalam tanah.

36
mā tāta vddhām paribhūḥ
śikasvāgamayasva ca,
aheriva hi dharmasya
sūkmā duranugā gati

Anaku  janganlah menghina dan mengabaikan terhadap orang yang lebih tua.Duduk dekat kaki mereka dan belajar. sebab yang disebut dharma sama halnya dengan ular yang tidak dapat diketahui dengan pasti jalannya.


SUMBER DHARMA

37
Śrutiveda samākhyāto
dharmaśāstra tu vai smti,
te sarvathevamīmāṁsye
tābhyāṁ dharmo vinirbhta.

Śruti  adalah catur Veda. Smṛti adalah dharmaśaṣtra. Śruti dan Smṛti keduanya harus diyakini dan dituruti ajarannya. Keduanya adalah sumber dharma.

38
Cāturvarya tathā lokāś
catvāraścāśramāḥ pthak,
bhūta bhavaya bhaviyaśca
sarva vedāt prasiddhyati.

Empat golongan masyarakat adalah catur varna, empat dunia, seperti halnya empat tingkatan hidup adalah catur aśrama, pada masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang, semuanya berasal dari Veda.

39
Itihāsapurānābhyāṁ
veda samupavṛṁhayet,
bibhetyalpaśrutādvedo
māmaya pracariyati.

Veda hendaknya dilampirkan dengan Itihāśa dan Purāṇa. Veda adalah merasa takut akan orang-orang yang sedikit pengetahuannya. Ia akan membenturkan aku.

40
Śrutyukta paramo dharmas
tathā smtigato ‘para,
śitācāra para proktastrayo
dharmāḥ sanātanāḥ.

Dharma yang paling utamaadalah diajarkan oleh Śruti. Yang lainnya adalah dharma yang diajarkan oleh Smṛti. Demikian pula yang lain adalah perilaku sang sista, yaitu orang jujur dan suci. Ketiga ini dharma adalah masa lampau dan kekal.

PELAKSANAAN DHARMA

41
na tatparasya sandadhyāt
pratikūla yadātmana,
ea sakepato dharma
kāmādanyat pravartate.

Janganlah lakukan kepada orang lain apa yang tidak menyenangkan pada dirimu. Ini  singkatnya adalah dharma. Semua selain itu disebabkan oleh kama.

42
ye tu śitāḥ suniyatāḥ
satyārjavaparāyana,
dharmya panthānamārūḍhas
teṣāṁvṛttam samācara.

Ikuti perilaku orang yang bijaksana, orang yang jujur, pun orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya, orang yang mengabdi pada kebenaran dan kesederhanaan, dan orang yang sedang menapak jalannya dharma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...