teks berjalan

karmany evadhikarãste, mã phalesu kadãcana, mã karma-phala-hetur bhŭr , mã te sango ‘stv akarmani (B.G. Dwitiya adhyaya, sloka 47) -- Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu (yang kau pikirkan), jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula berdiam diri tanpa kerja.

Generasi Muda Hindu Anti Narkoba

Kamis, 01 Agustus 2024

Eksistensi STAH Bhatara Guru Kendari

Pendahuluan

Eksistensi perguruan tinggi agama Hindu dalam wujud Sekolah Tinggi Agama Hindu masih menjadi sebuah kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara, yang di jamin oleh undang-undang dengan peran serta dan keterlibatan masyarakat utamanya yang ada di luar Bali. Menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mengisi kebutuhan pendidikan Tinggi Agama Hindu. Terlebih di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak umat Hindu berdasarkan data Bimas Hindu Sultra, berjumlah kurang lebih 52.000-an jiwa, yang tersebar di 13 Kab./Kota dari 17 Kab./Kota yang ada di Sulawesi Tenggara yang berada di 60 Kecamatan, dan mendiami 120 Desa dan Kelurahan. Sebuah potensi umat yang sangat besar, untuk mewujudkan kemandirian dan kemartabatan Hindu di Sulawesi Tenggara bila dapat dikelola dengan baik.

Keberadaan umat Hindu telah mendiami Sulawesi Tenggara, sejak tahun 1968, melalui program transmigrasi, yang pertama kali dilaksanakan berlokasi di Desa Jati Bali, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kab. Konawe Selatan, yang jika di hitung sampai saat ini warga transmigrasi pertama telah mendiami Sulawesi Tenggara sudah 40 an tahun lebih, dan telah melahirkan generasi baru. Berbicara tentang keberadan Pendidikan Tinggi Agama Hindu selama ini belum tersedia di Sulawesi Tenggara, adanya hanya di luar daerah, baik itu di Bali, NTB, Jakarta, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah dan daerah lainnya . Berdasarkan data yang ada di Parisada Provinsi Sulawesi Tengara, dan Bimas Hindu Sultra setiap tahunnya generasi muda ada 10-15 orang meminta rekomendasi lembaga untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi agama Hindu di luar Sulawesi Tenggara.

Kehadiran pendidikan tinggi agama Hindu, khususnya di Sulawesi Tenggara, sejak tahun 2017, yang bernama Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru Kendari adalah sebuah strategi dan solusi untuk mengatasi berbagai persoalan pendidikan keagamaan Hindu yang dialami oleh umat Hindu di Sulawesi Tenggara. Salah satunya satunya adalah besarnya keinginan para tokoh umat dan umat serta generasi muda Hindu untuk mendalami ajaran agama Hindu, yang selama ini hanya ada di luar Sulawesi Tenggara, juga mengatasi persoalan generasi muda yang tidak diterima di perguruan Tinggi Negeri yang ada di Sulawesi Tenggara, disamping menyelamatkan generasi muda Hindu Sulawesi Tenggara, yang tidak memiliki biaya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, karena di STAH Bhatara Guru Kendari disediakan beasiswa baik yang berprestasi maupun kurang mampu, dan juga beasiswa yang diberikan oleh per orangan. Hadirnya STAH Bhatara Guru Kendari sebagai perguruan Tinggi Agama Hindu Swasta yang baru, menambah dan melengkapi kehadiran Perguruan Tinggi Agama Hindu di Indonesia, yang sekarang telah berjumlah 11 Perguruan Tinggi, dengan rincian (4) tiga berstatus negeri dan tujuh (7) berstatus Swasta.

Eksistensi STAH Bhatara Guru Kendari

Gedung STAH Bhatara Guru Kendari
Berdirinya Sekolah Tinggi Agama Hindu Bhatara Guru Kendari yang selanjutnya disingkat STAH Bhatara Guru Kendari, di tengah masyarakat pada dasarnya merupakan perwujudan dan cita- cita, umat Hindu Sultra sejak beberapa tahun silam, yang telah dituangkan dalam setiap pembahasan program kerja PHDI Sultra dan telah diputuskan dalam Lokasabha setiap lima tahun sekali, terlihat dalam buku hasil Lokasabha III PHDI Sultra tahun 2005, buku hasil Lokhasaba IV PHDI Sultra Tahun 2010. Disamping itu dalam Grand Design Hindu Sultra 2050, yang merupakan hasil hasil Pesamuan Madya PHDI Sultra tahun 2014, sangat jelas tentang rencana dan tahapan program umat Hindu Sultra, salah satunya dalam program umum pendirian yayasan pendidikan, dan pendirian pendikan formal dan non formal. Berdasarkan Grand Desing Hindu Sultra 2050 tersebut, di tuangkan dalam tahapan program yang ditetapkan dalam lokasabha V PHDI Sultra Tahun 2016 pada bidang pendidikan yaitu pembentukan Yayasan Pendidikan, dan pembentukan pendidikan Hindu dari tingkat TK dan Perguruan Tinggi. Bahkan jauh sebelum itu, di era 90 an, juga telah ada cita-cita umat Hindu di Sultra, untuk mendirikan sekolah bernuansa Hindu, dengan melihat terbatasnya jumlah tenaga pembina/dharma duta atau penyuluh agama ketika itu, dan juga terbatasnya jumlah tenaga pendidik atau guru-guru agama Hindu. Cita-cita, ide dan gagasan pendirian STAH Bhatara Guru Kendari, juga tidak bisa dilepaskan usaha dan upaya kepengurusan PHDI Sultra masa sebelumnya periode 2005-2010, 2010-2015, yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir Ketut Puspa Adnyana, MTP ketika itu, diantaranya adalah tersedianya kantor Sekretariat PHDI Sultra, dan pembelian lahan tanah kosong yang digunakan untuk lokasi STAH Bhatara Guru Kendari saat ini, disamping itu kepengurusan beliau juga melaksanakan MoU dengan IHDN Denpasar, untuk membuka kelas jauh S2 Filsafat Hindu, dan mereka-mereka inilah yang menjadi tenaga Dosen STAH Bhatara guru Kendari saat ini.

Pada masa kepengurusan PHDI Sultra, masa bhakti 2016-2021, yang di ketuai oleh Dr. Eng I Nyoman Sudiana, M.Si, sebagai realisasi program kerja hasil lokasbha V tahun 2016, berkeinginan untuk mewujudkan tersebut, dan awalnya melalui diskusi, yang panjang dan pembahasan yang alot di intern pengurus dan juga para tokoh, dengan mempertimbangan berbagai aspek jangka pendek dan jangka panjangnya. Akhirnya dengan kesepakatan bahwa pendirian STAH tidak hanya mencetak calon guru agama dan penyuluh agama yang nantinya tidak hanya menunggu antrean menjadi pegawai negeri sipil yang penerimaannya jumlahnya sangat terbatas akan tetapi lebih mengarah pada peningkatan sumber daya manusia Hindu di Sulawesi Tenggara, sekaligus membantu generasi muda Hindu di Sultra, yang tidak punya kesempatan untuk menikmati pendidikan tinggi karena terbentur biaya yang cukup mahal.

Setelah mendapat restu dari Dirjen Bimas Hindu, Prof. Drs. Ketut Widnya, MA.,M.Pil.,P.hD, yang saat itu berkunjung ke Kendari kegiatan Dharma Santi Nyepi, Tahun Baru Saka 1938, dan pandangan dari Direktur Pendidikan Agama Hindu, Drs. Ida Bagus Gede Subawa, M.Si, yang hadir saat pembinaan guru-guru Agama Hindu di Kendari. Dengan adanya restu dan kesepakatan tersebut maka mulailah dibentuk yayasan untuk menaunginya yang diberi nama Yayasan Ganapati Jaya Kendari dengan pembina pengurus PHDI Sultra yang berjumlah 5 orang, diantaranya (Dr. Eng. I Nyoman Sudiana, I Wayan Sudiarta, SE.,M.Fil.H, Ketut Suwirta, SE, Kapten (CHB) Made Armika, Drs. I Nengah Negara, M.Hum.,M.Fil.H) dan dan ditunjuk sebagai ketua umum Yayasan adalah I Nengah Setiawan, S.Pd, dan nama Ketua STAH juga dari awal sudah disepakati I Nengah Suliarta, SE.,M.Fil.H. Nama Bhatara Guru sendiri adalah salah satu dari sekian banyak nama usulan yang dibawa dalam rapat pengurus, yang diambil sebagai identitas Sulawesi Tenggara, yaitu nama seorang raja Hindu pertama di Kerajaan Buton, Sulawesi Tenggara.

Setelah yayasan terbentuk sambil mempersiapkan dan menata lokasi kampus yang di pilih, yang terletak di samping Pura Penataran Agung Jagadhita Kendari, yang tanahnya atas nama Parisada Hindu Dharma Indonesia Sulawesi Tenggara, beralamat di jalan mekar baru, kelurahan kadia, kecamatan kadia, Kota Kendari, selanjutnya pengurus yayasan ganapati jaya kendari membuat proposal untuk usulan pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu Bhatara Guru Kendari. Dengan kerja keras dan cepat usulan pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru rampung dan di kirim ke Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama. Selanjutnya pada tanggal 14 Agustus 2017 tim visitasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementrian Agama Republik Indonesia yang terdiri dari: (1) Made Santika, S.Sos.,Msi selaku Kasubdit PT Ditjen Bimas Hindu Kementrian Agama dan Indro Satmoko, S.Ag.,M.Si, selaku kasi pengembangan Akademik dan Akreditasi, melakukan visitasi lapangan ke Kendari untuk melihat dan memastikan secara langsung rencana dan kesiapan pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru Kendari. Bertempat di wantilan Pura Penataran Agung Jagadhita Kendari, Sulawesi Tenggara, Tim bertemu langsung dengan tokoh umat Hindu yang terdiri dari: (1) Pembimas Hindu Kanwil Kementrian Agama Prov. Sultra, Ngakan Made Sudiana, S.Pd.,M.M, (2) Ketua dan Pengurus PHDI Sultra Periode 2016-2021, Prof. Dr. Eng. I Nyoman Sudiana, M.Si, dkk (3) Pembina Yayasan dan pengurus Yayasan Ganapati Jaya Kendari periode 2016-2021, I Nengah Setiawan, dkk (4) Ketua WHDI Provinsi Sulawesi Tenggara, Prof. Dr. Ir. Gusi Ayu Kade Sutariati, M.Si dan tokoh umat lainnya. Saat itu juga Tim, meminta penjelasan terkait usulan proposal yang telah dikirim dan memberikan pandangan-pandangan terkait pendirian dan keberlangsungan Sekolah Tinggi Agama Hindu Bhatara Guru Kendari. Proposal usulan selanjutnya dijelaskan Kadek Yogiarta selaku Sekretaris PHDI Sultra, yang juga selaku sekretaris umum Yayasan Ganapati Jaya Kendari, yang memang mengerjakan administrasi dari usulan pendirian STAH Bhatara Guru Kendari, yang didasarkan atas pertimbangan dari berbagai komponen hasil rapat yang selama ini telah disepakati.

Dari hasil visitasi itu, maka tanggal 14 September 2017, terbitlah Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Nomor: 171 Tahun 2017 tentang penetapan izin operasional pendirian Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru Kendari. Dengan terbitnya surat keputusan tersebut, berdasarkan hasil rapat para pengurus, dengan mempertimbangkan masukan dari Dirjen Bimas Hindu Kementrin Agama RI Bapak Prof. Drs. I Ketut Widnya, MA.,M.Pil.,P.hD, disepakati untuk sekaligus membuka dua prodi, yaitu program studi Pendikan Agama Hindu dan Penerangan Agama Hindu. Untuk hal tersebut, kembali fihak pengurus yayasan membuat proposal untuk usulan pembukaan dua program studi di Sekolah Tinggi Agama Hindu Bhatara Guru Kendari. Dengan penuh semangat dan kerja keras, sampai larut malam sekretaris umum yayasan mengerjakan dan melengkapi dokumen untuk usulan tersebut, dan akhirnya rampung dan di tanda tangani oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Bhatara Guru Kendari, selanjutnya saat itu juga usulan di kirim ke Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI.

Setelah usulan dikirim ke Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI, akhirnya terbitlah Keputusan Dirjen Bimas Hindu No. 215 Tahun 2017, tanggal 6 Desember 2017 tentang izin Operasional Pembukaan Prodi Pendidikan Agama Hindu, dan Keputusan Dirjen Bimas Hindu No. 221 Tahun 2017, tentang izin Operasional Pembukaan Prodi Penerangan Agama Hindu, tertanggal 19 Desember 2017. Berdasarkan hal tersebut, resmilah STAH Bhatara Guru Kendari beroperasional, yang berlamat di Jalan Mekar Baru, Kelurahan Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari dan menjadi milik umat Hindu di Sulawesi Tenggara dengan harapan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Hindu, menuju Sulawesi Tenggara yang santih dan jagadhita.

Wisuda I STAH Bhatara Guru Tahun 2024
Setelah mendapatkan izin lembaga dan dua program studi maka di tahun yang sama pada tahun akademik 2017/2018 STAH Bhatara Guru membuka penerimaan mahasiswa baru angkatan pertama, dengan jumlah mahasiswa 53 orang, yang terdiri dari 28 orang prodi pendidikan agama Hindu dan 25 orang pada prodi penerangan agama Hindu, pada angkatan ke 2 Tahun Akademik 2018/2019 jumlah baru adalah 43 orang, yang terdiri dari 22 orang prodi pendidikan Agama Hindu 21 orang Prodi Penerangan agama Hindu. Pada tahun 2023 dan Tahun 2024, STAH Bhatara Guru telah menamatkan atau melakukan Wisuda Mahasiswa yang terdiri dari dua prodi yaitu Pendidikan Agama Hindu dna penerangan Agama Hindu sejumlah 64 Orang dan sampai saat ini tahun 2024 jumlah mahasiwa aktif secara keseluruhan adalah 196 Orang.

Adapun struktur organisasi STAH Bhatara Guru Kendari pada masa bhakti 2021-2024 yaitu Ketua, I Nengah Suliarta, SE.,M.Fil.H, Waka I Bidang Akademik, Drs. I Nengah Negara, M.Hum.,M.Fil.H, Waka II Bidang Adm Umum & Keuangan, I Wayan Sudiarta, SE.,M.Fil.H, Waka III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Ir. Made Guyasa, MP, Waka Bidang Humas dan Kerjasama, Kadek Yogiarta, M.Pd, Ketua P3M, Prof. Dr. Eng. I Nyoman Sudiana, S.Pd.,M.Si, Kepala Bagian Administrasi Umum, Ketut Suwirta, SE, Ketua Program Studi Pendidikan Agama Hindu, Dra. Ni Ketut Somanasih, M.Fil.H, Sekretaris, Ni Kadek Sepriani, S.Pd.M.Pd, Ketua Prodi Komunikasi Agama Hindu Ni Ketut Suterji, SE.,M.Fil, Sekretaris Prodi, Drh. Wayan Sura, M.Fil.H, staf umum I Made Agus Supriadi, S.Pd

Harapan

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, ternyata STAH Bhatara Guru Kendari pada tahun 2024 ini telah genap berusia 8 (delapan) tahun, secara bertahap telah diupayakan oleh pengelola untuk pemenuhan standar minimal perguruan tinggi sebagaimana diisyaratkan dalam regulasi pemerintah, pada tahun 2022 dua prodi, yaitu prodi pendidikan dan penerangan Agama Hindu telah terakreditasi dan pada tahun 2024 juga dilakukan persiapan Akreditasi lembaga/institusi dan berharap hasilnya minimal baik sebagaimana kondisi real yang ada di STAH Bhatara Guru Kendari. Harapan kedepan bahwa Kementrian Agama melalui Dirjen Bimas Hindu dapat senantiasa memberikan dukungan, demikian juga umat Hindu Sulawesi Tenggara sehinggaSTAH Bhatara Guru Kendari lembaga pendidikan yang selalu
menjadi pilihan generasi muda Hindu di Sulawesi Tenggara untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan STAH Bhatara Guru Kendari juga berharap suatu ketika menjadi perguruan Tinggi Agama Hindu Negeri pertama di Indonesia bagian Timur. (Nang Bagia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Menarik Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...