Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menawarkan konsep Tri Hita Karana (THK) kepada negara-negara anggota KTT APEC yang saat ini tengah menggelar pertemuan di Nusa Dua. Konsep THK ditawarkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai belahan dunia. Hal tersebut diungkapkan Presiden SBY dalam sambutannya pada peluncuran “Sustainable Development Solutions Network Indonesia” serangkaian KTT APEC 2013, di Gedung Bali Nusa Dua Convention Center Nusa Dua, Minggu (6/10). Presiden mengurai, pembangunan yang berkesimbungan dan berkelanjutan adalah pembangunan yang tidak merusak (destructive). Menurutnya, konsep THK sangat tepat diterapkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan tersebut. Konsep ini, kata Presiden, merupakan tiga sumber keharmonisan yang merupakan kunci pembangunan yang berkesinambungan tanpa merusak alam dan lingkungan. Konsep ini meliputi tiga hal yaitu menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan sang pencipta, antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.
“Ketika kita sukses menjalankan konsep ini, maka hadiahnya adalah kesejahteraan dan kebahagiaan. Ketidakharmonisan dari ketiga elemen ini seperti yang telah kita lihat pada abad sebelumnya adalah masalah-masalah global seperti perang, kerusakan lingkungan, kemiskinan, dan pemanasan global”, tegasnya.
Gubernur Made Mangku Pastika yang mendampingi Presiden SBY mengaku bangga karena salah satu kearifan lokal masyarakat Bali ditawarkan di ajang bergengsi tersebut. Dia berharap, konsep ini bisa diadopsi oleh negara-negara anggota APEC guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang keseimbangannya tetap terjaga.
Peluncuran “Sustainable Development Solutions Network Indonesia” dihadir sejumlah pakar antara lain Direktur UNSDSN Prof. Jeffrey Sachs dari Earth Institute, Colombia University, USA, Prof. Emil Salim, pakar lingkungan hidup dan para Menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yaitu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr Mary Elka Pangertu, Menteri ESDM Ir Jero Wacik, Menteri Luar Negeri Marty Natalagawa, dan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan.
Sekedar catatan, The United Nations Sustainable Development Solutions Network (SDSN) telah dibentuk oleh sekertaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon pada bulan Agustus tahun 2012 tengan tujuan untuk memobilisasi para ilmuan dan para ahli teknis dari sektor swasta, akademisi/peneliti dan masyarakat sipil untuk mengakselerasi pembangunan berkelanjutan dan pemecahan masalah baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Jaringan ini dipimpin oleh Prof. Jeffrey Sachs, dari Earth Institute, Colombia University, USA. (Bali Post)
Warisan leluhur kita memang luar biasa.. dan banyak yang telah diakui dunia...
BalasHapus